Januari 2020, Padang Inflasi 0,65 persen dan Bukittinggi Inflasi 0,25 persen
![]() |
Januari 2020, Padang Inflasi 0,65 persen dan Bukittinggi Inflasi 0,25 persen. (foto; doc BPS Sumbar) |
SUMBARRAYA.COM, (Padang) - - -
Perkembangan harga berbagai komoditas pada
bulan Januari 2020 secara umum berfluktuasi. Di Kota Padang pada bulan
Januari 2020 terjadi inflasi sebesar 0,65 persen atau terjadi kenaikan
Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,19 pada bulan Desember 2019 menjadi
103,86 pada bulan Januari 2020. Laju inflasi tahun kalender Kota Padang
sampai Januari 2020 adalah sebesar 0,65 persen. Sedangkan laju inflasi
year on year (Januari 2020 terhadap Januari 2019) sebesar 2,40 persen,"
papar Kepala Badan Pusat
Statistik (BPS) Sumbar, Ir. Pitono, MAP di gedung BPS Jl. Khatib
Sulaiman No. 48, Padang, Ruang Vicon Gedung 1 lantai 2, Senin Siang
(03/02/2020).
Lebih lanjut, Kota Bukittinggi pada bulan Januari 2020 mengalami inflasi sebesar 0,25 persen atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 102,74 pada bulan Desember 2019 menjadi 102,99 pada bulan Januari 2020. Laju Inflasi tahun kalender sampai bulan Januari 2020 sebesar 0,25 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Januari 2020 terhadap Januari 2019) adalah sebesar 2,03 persen.
"Inflasi di Kota Padang terjadi karena adanya kenaikan harga pada 8
(delapan) kelompok pengeluaran yakni: makanan, minuman dan tembakau
sebesar 2,13 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,65 persen; kelompok
perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,66 persen; kelompok
rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,19 persen; kelompok
perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rumah tangga sebesar 0,14
persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,09
persen; dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,02 persen dan
kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar mendekati 0,00 persen.
Kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok transportasi sebesar
0,36 persen. Sedangkan kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan
makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan harga," terang
Pitono.
Di Kota Bukittinggi, lanjut Pitono, inflasi terjadi juga pada 9
(sembilan) kelompok pengeluaran yakni: kelompok kesehatan sebesar 2,69
persen; kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,46 persen;
kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rumah tangga sebesar
0,46 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,40
persen; kelompok pendidikan sebesar 0,23 persen; kelompok pakaian dan
alas kaki sebesar 0,09 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya
sebesar 0,07 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran
0,05 persen dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar sebesar
0,02 persen. Sementara itu kelompok yang mengalami deflasi adalah
transportasi sebesar 0,16 persen. Sedangkan kelompok informasi,
komunikasi dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan.
Lebih rinci, Sedangkan komoditas penentu inflasi dan deflasi ada pada berapa komoditas yang mengalami peningkatan harga selama bulan Januari 2020 di Kota Padang antara lain: cabai merah; bawang merah; rokok kretek filter, tarif kendaraan roda 2 online; udang basah; rokok kretek; emas perhiasan; rokok putih; ikan kembung/ikan gembolo; kelapa dan beberapa komoditas lainnya. Komoditas yang mengalami peningkatan harga di Kota Bukittinggi adalah bawang merah; cabai merah; rokok kretek filter; telur ayam ras; tarif kendaraan roda 4 online; tarif bidan; jengkol; rokok putih; emas perhiasan dan beberapa komoditi lainnya.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga selama Januari 2020
di Kota Padang diantaranya: bensin, angkutan udara, ikan tongkol/ikan
ambu-ambu,petai, daging ayam ras, kangkung, ikan tuna, sabun cair/cuci
piring, daging sapi, kacang panjang dan beberapa komoditi lainnya.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga di Kota Bukittinggi
antara lain: daging ayam ras, ikan dencis, bensin, cabai hijau, belut,
kentang, jeruk nipis/limau, sawi putih/pecay/ pitsay, ikan asin teri,
bayam dan beberapa komoditi lainnya.
Terkait Andil Kelompok Pengeluaran pada Inflasi/Deflasi, Kepala Badan
Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Ir. Pitono, MAP memaparkan," Inflasi di
Kota Padang bulan Januari 2020 disebabkan adanya andil/sumbangan inflasi
pada 8 (delapan) kelompok pengeluaran diantaranya: kelompok makanan,
minuman dan tembakau sebesar 0,62 persen; kel perawatan pribadi dan jasa
lainnya sebesar 0,04 persen; kel kesehatan sebesar 0,03 persen; kel
perlengkapan, peralatan dan pemerliharaan rutiin sebesar 0,01 persen.
Sementara itu kelompok pakaian dan alas kaki; perumahan, air listrik dan
bahan bakar; informasi, komunikasi dan jasa keuangan; kelompok
rekreasi, olahraga dan budaya memberikan andil inflasi mendekati 0,00
persen. Sedangkan kelompok transportasi memberikan andil deflasi sebesar
-0,05 persen," paparnya.
"Di Kota Bukittinggi pada bulan Januari 2020, sebanyak 9 (sembilan ) dari 11 (sebelas) kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi yaitu: makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,15 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,02 persen. Sementara itu kelompok pakaian dan alas kaki; kelompok pendidikan dan kelompok penyedia makanan minuman/restoran masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen. Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar serta kelompok rekreasi, olahraga dan budaya andilnya mendekati 0,00 persen. Sedangkan kelompok transportasi memberikan andil deflasi sebesar-0,02 persen," katanya.
Pitono juga menyebutkan, "Dari 24 kota IHK (indeks harga konsumen) di
pulau Sumatera pada bulan Januari 2020, semua kota mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Meulaboh sebesar 1,44 persen dan
terendah di Kota Lhokseumawe sebesar 0,08 persen. Kota Padang menduduki
urutan ke 9 (sembilan) dan Kota Bukittinggi urutan ke 20 (dua puluh)
dari semua kota yang mengalami inflasi di Sumatera," sebut Pitono.
"Kota Padang menduduki urutan ke 9 (sembilan) dan Kota Bukittinggi urutan 20 (dua puluh) dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera. Secara nasional Kota Padang menduduki urutan ke 22 (dua puluh dua) dan Kota Bukittinggi ke 66 (enam puluh enam) dari semua kota yang mengalami inflasi," pungkasnya.
# Wik | Gan
No comments