• Breaking News

    Advertisement

    loading...

    Jokowi Lagi-Lagi Lempar Bingkisan Di Tengah Munculnya Varian Baru Covid-19, Rocky Gerung: Politik Pencitraan

     


    SUMBARRAYA.COM, - - - 

     Presiden Joko Widodo (Jokowi) lagi-lagi melempar bingkisan kepada warga.

    Kali ini lempar-lempar bingkisan dilakukan Jokowi ketika dirinya berkunjung ke Trenggalek, Jawa Timur untuk meresmikan Bendungan Tugu.

    Saat melewati kerumunan warga yang menyambut kedataangannya di sisi kiri dan kanan jalan, Jokowi tiba-tiba melemparkan baju dari dalam mobil yang dikawal oleh Paspampres.

     Akibatnya, warga pun berlomba-lomba mendapatkan baju yang dilempar Jokowi tersebut. 

    Aksi Jokowi itu pun dikritik oleh Pengamat politik, Rocky Gerung.

    Terlebih pembagian kaos tersebut dilakukan di tengah munculnya varian Covid-19 baru Omicron yang digadang-gadang bisa memicu gelombang ketiga.

    "Seolah-olah soal vaksinasi ini berebutan panggung dengan elektabilitas, dengan pencitraan pak Jokowi. Tetap tidak terlihat keseriusan. Dari segi pemilihan event kan Jokowi bisa bilang, 'Saya mulai hari ini berhenti untuk pergi mondar-mandir'. Entah masuk sawah, masuk gorong-gorong, lempar-lempar hadiah tuh," kata Rocky Gerung, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Rabu, 1 Desember 2021.

    "Jadi, nggak ada sinyal bahwa Jokowi pun tahu keadaan," lanjutnya.

    Menurut Rocky Gerung, ketidakseriusan penanganan Covid-19 juga dilakukan oleh para pejabat pemerintahan lainnya. Salah satunya adalah Menteri BUMN, Erick Thohir.

    Mantan Dosen Filsafat Universitas itu mengungkapkan, Erick Thohir bahkan berkunjung ke toilet umum di SPBU Pertamina tanpa mengenakan masker.

    "Erick Thohir masuk toilet nggak pakai masker, foto-foto di situ tuh. Bagaimana ada persiapan untuk menghadapi gelombang baru dari Covid-19 ini kan? Walaupun ini dianggap sebagai satu varian yang sebetulnya mortality-nya di bawah SARS, di bawah Ebola segala macam," ujarnya.

    Rocky menilai, ketidakpedulian publik merupakan representasi pemerintah, terlebih dengan adanya skandal bisnis PCR yang menyeret sejumlah nama menteri Jokowi.

    Lebih lanjut, dia memaparkan bahwa pencitraan politik berbahaya karena menyebabkan publik tak lagi percaya dengan keberadaan Covid-19.

    Salah seorang pendiri Setara Institute itu menegaskan agar masyarakat terus menerapkan protokol kesehatan (prokes).

     Meski begitu, dia mengatakan bahwa kini pemerintah juga terus menyerang media sosial yang menurutnya kritis.

    "Fasilitas media sosial untuk menghimbau masyarakat supaya percaya pada diri sendiri dan cara kita membayangkan masa depan melalui keterangan-keterangan YouTuber. Walaupun oposisi pada pemerintah, tetapi selalu ingin agar supaya masyarakat percaya untuk menjaga diri kan," tegasnya.

     Menurutnya, semua orang bertugas menyadarkan publik agar pandemi Covid-19 segera diselesaikan. 

    (Seputartangsel)

    No comments

    ada

    ada

    Post Bottom Ad

    ad728
    PT. Prosumbar Media Group, Mengucapkan: Selamat datang di www.sumbarraya.com, Terima kasih telah berkunjung.. Semoga anda senang! Tertanda Pemred: Nov Wibawa