• Breaking News

    Advertisement

    loading...

    Ahok Vs Jubir BUMN, PKS: Ahok Jangan Banyak Bicara!

     


    SUMBARRAYA.COM, - - - 

     Belakangan ini Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ribut dengan staf khusus Menteri BUMN. Gegeranya Ahok bongkar dan kritik banyak kontrak BUMN yang merugi. PKS semprot Ahok jangan bicara sembarangan.

    Nah merespons manuver Ahok itu, PKS minta Ahok jangan banyak bocara tapi banyak kerja dong. PKS meminta Ahok nggak usah koar-koar jauh jauh deh, urusi Pertamina saja dulu.

    PKS semprot Ahok

    Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto mengatakan sebagai Komisaris Utama, Ahok harusnya bisa membantu Pertamina mencari jalan keluar atas masalah yang dihadapi bukan malah memperkeruh suasana dengan bicara sembarang.

     Misalnya salah satu masalah dan tantangan Pertamina adalah menyelesaikan pembangunan kilang minyak di Tuban, Jawa Timur.

     Mulyanto menuturkan, Komisaris ikut bertanggung jawab atas kinerja perusahaan yang dipimpin. Jadi bila beberapa waktu lalu Presiden memarahi Direktur Utama Pertamina maka sama artinya Presiden sedang memarahi Dewan Komisaris pula.

     “Ahok harusnya paham dengan sistem tanggung renteng dalam pengelolaan perusahaan negara ini. Bukan malah bicara seolah dirinya bukan bagian dari Pertamina. Sebagai komisaris utama Ahok harusnya banyak bekerja bukan malah banyak bicara. Dia tidak bisa lepas tangan dengan kondisi Pertamina sekarang,” tegas Mulyanto.

    Mulyanto mengingatkan saat ini Pertamina punya tugas berat untuk menekan impor BBM termasuk gas LPG, yang selama ini menyumbang signifikan bagi defisit transaksi perdagangan, khususnya sektor migas.

    “Pertamina juga harus melaksanakan transformasi pemanfaatan energi fosil menjadi energi yang lebih bersih melalui strategi transisi energi. Jadi ketimbang bising di media atau berpolemik dengan kementerian BUMN, yang merupakan induknya, Ahok lebih baik fokus mendorong pembangunan kilang GRR Tuban,” ujar Mulyanto.

    Masalah Pertamina

    Untuk diketahui, hampir 25 tahun sejak pengoperasian RU (Refinery Unit) VII Kasim di Papua tahun 1997, maka praktis tidak ada pembangunan kilang baru Pertamina.

    Pertamina berencana menambah 2 kilang baru, yakni Kilang GRR Tuban dengan kapasitas terpasang 300 ribu bph (barel per hari) dan Kilang Bontang.

    Namun realisasinya belum meyakinkan. Pembangunan Kilang Tuban terus molor, Sedang pembangunan Kilang Bontang dibatalkan.

    Dari total 6 buah kilang yang ada dihasilkan BBM sebanyak 850 – 950 ribu bph.

    Dengan kebutuhan BBM hari ini yang sebesar 1,6 juta barel, maka praktis kekurangannya sebesar 800 ribu PBH dipenuhi dari impor, yang mendominasi defisit transaksi migas Indonesia sebesar US$7 miliar pada 2020.

     (Hops)

    No comments

    ada

    ada

    Post Bottom Ad

    ad728
    PT. Prosumbar Media Group, Mengucapkan: Selamat datang di www.sumbarraya.com, Terima kasih telah berkunjung.. Semoga anda senang! Tertanda Pemred: Nov Wibawa