DPR Minta Menag Fokus Urus Haji & Kerukunan Umat Ketimbang Cadar
DPR Minta Menag Fokus
Urus Haji & Kerukunan Umat Ketimbang Cadar
Mantan Wakil Panglima TNI Fachrul Razi tak tahu alasan pasti Presiden
Joko Widodo memilih dirinya sebagai Menteri Agama, Kompleks Istana
Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019). tirto.id/Bayu Septianto
Mantan Wakil Panglima TNI Fachrul Razi tak tahu alasan pasti Presiden
Joko Widodo memilih dirinya sebagai Menteri Agama, Kompleks Istana
Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019). tirto.id/Bayu Septianto
Oleh: Bayu Septianto - 31 Oktober 2019
Pernyataan Menag lagi-lagi dikritik. Ia diminta untuk fokus mengurusi
haji dan kerukunan umat beragama saja.
tirto.id - Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto tak sependapat dengan
pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi yang hendak mengkaji pelarangan
cadar dan celana cingkrang di instansi pemerintahan. Menurut Yandri,
aturan tersebut terlalu jauh untuk bisa dikaitkan dengan radikalisme.
"Belum ada korelasi yang pasti antara pakaian sama radikal, belum ada
penelitian, belum ada kesimpulan," jelas Yandri di Gedung DPR, Senayan,
Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2019).
"Ada orang pakai celana rapi, pakaian milenial, bisa juga nembak seperti
di New Zealand," imbuhnya.
Yandri melihat pernyataan Menag ini terlau terburu-buru sehingga
menimbulkan kegaduhan. Ia pun meminta Menag yang baru dilantik pekan
lalu itu untuk fokus memahami tugas pokok dan fungsinya.
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu menegaskan tugas pokok Menag
adalah menciptakan kerukunan umat beragama hingga mengurus masalah haji
dan umroh. Urusan pakaian seperti penggunaan cadar dan celana cingkrang
adalah hal privat.
Ia pun tak sependapat dengan anggapan bahwa orang yang memakai cadar dan
celana cingkrang identik dengan seorang yang radikal dan mengancam
keselamatan orang lain.
"Ini sungguh menyakitkan teman-teman yang pakaian seperti itu, karena
mereka bagian tak terpisahkan sebagai WNI," papar Yandri.
Untuk itulah, Komisi VIII berencana memanggil Fachrul Razi pada Kamis
pekan depan untuk mengonfirmasi apa maksud pernyataan mantan Wakil
Panglima TNI ini.
"Sebenarnya apa dasar pemikiran menteri melontarkan hal-hal yang menurut
saya tidak produktif, terminologi radikal dengan pakaian, bagaimana
hubungannya?" pungkas Yandri.
Baca juga:
Larangan Pakai Cadar, Yaqut Cholil Minta Menag Pelajari Radikalisme
Dipilih Jadi Menag, Fachrul Razi: Mungkin Karena Saya Suka Ibadah
Baca juga artikel terkait RADIKALISME atau tulisan menarik lainnya Bayu
Septianto
(tirto.id - Politik)
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Rio Apinino
Baca selengkapnya di artikel "DPR Minta Menag Fokus Urus Haji & Kerukunan Umat Ketimbang Cadar", https://tirto.id/ekTA
Baca selengkapnya di artikel "DPR Minta Menag Fokus Urus Haji & Kerukunan Umat Ketimbang Cadar", https://tirto.id/ekTA
Mantan Wakil Panglima TNI Fachrul Razi tak tahu alasan pasti Presiden Joko Widodo memilih dirinya sebagai Menteri Agama, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019). tirto.id/Bayu Septianto
Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto tak sependapat dengan
pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi yang hendak mengkaji pelarangan
cadar dan celana cingkrang di instansi pemerintahan. Menurut Yandri,
aturan tersebut terlalu jauh untuk bisa dikaitkan dengan radikalisme.
"Belum ada korelasi yang pasti antara pakaian sama radikal, belum ada penelitian, belum ada kesimpulan," jelas Yandri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2019).
"Ada orang pakai celana rapi, pakaian milenial, bisa juga nembak seperti di New Zealand," imbuhnya.
Yandri melihat pernyataan Menag ini terlau terburu-buru sehingga menimbulkan kegaduhan. Ia pun meminta Menag yang baru dilantik pekan lalu itu untuk fokus memahami tugas pokok dan fungsinya.
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu menegaskan tugas pokok Menag adalah menciptakan kerukunan umat beragama hingga mengurus masalah haji dan umroh. Urusan pakaian seperti penggunaan cadar dan celana cingkrang adalah hal privat.
Ia pun tak sependapat dengan anggapan bahwa orang yang memakai cadar dan celana cingkrang identik dengan seorang yang radikal dan mengancam keselamatan orang lain.
"Ini sungguh menyakitkan teman-teman yang pakaian seperti itu, karena mereka bagian tak terpisahkan sebagai WNI," papar Yandri.
Untuk itulah, Komisi VIII berencana memanggil Fachrul Razi pada Kamis pekan depan untuk mengonfirmasi apa maksud pernyataan mantan Wakil Panglima TNI ini.
"Sebenarnya apa dasar pemikiran menteri melontarkan hal-hal yang menurut saya tidak produktif, terminologi radikal dengan pakaian, bagaimana hubungannya?" pungkas Yandri.
"Belum ada korelasi yang pasti antara pakaian sama radikal, belum ada penelitian, belum ada kesimpulan," jelas Yandri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2019).
"Ada orang pakai celana rapi, pakaian milenial, bisa juga nembak seperti di New Zealand," imbuhnya.
Yandri melihat pernyataan Menag ini terlau terburu-buru sehingga menimbulkan kegaduhan. Ia pun meminta Menag yang baru dilantik pekan lalu itu untuk fokus memahami tugas pokok dan fungsinya.
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu menegaskan tugas pokok Menag adalah menciptakan kerukunan umat beragama hingga mengurus masalah haji dan umroh. Urusan pakaian seperti penggunaan cadar dan celana cingkrang adalah hal privat.
Ia pun tak sependapat dengan anggapan bahwa orang yang memakai cadar dan celana cingkrang identik dengan seorang yang radikal dan mengancam keselamatan orang lain.
"Ini sungguh menyakitkan teman-teman yang pakaian seperti itu, karena mereka bagian tak terpisahkan sebagai WNI," papar Yandri.
Untuk itulah, Komisi VIII berencana memanggil Fachrul Razi pada Kamis pekan depan untuk mengonfirmasi apa maksud pernyataan mantan Wakil Panglima TNI ini.
"Sebenarnya apa dasar pemikiran menteri melontarkan hal-hal yang menurut saya tidak produktif, terminologi radikal dengan pakaian, bagaimana hubungannya?" pungkas Yandri.
Saurce : Tirto.id
No comments