Megawati Disebut Dendam Pada SBY Lalu Berimbas ke AHY, Puan Maharani Justru Ungkap Fakta tak Terduga
SUMBARRAYA.COM - - - Pemilihan kabinet kerja jilid II Presiden Jokowi kini telah rampung. Mereka yang tergabung dalam 'Kabinet Indonesia Maju' telah dilantik pada Rabu 23 Oktober 2019.
Sayangnya, diantara 34 nama menteri tak muncul nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hal tentu tentu membuat banyak pihak kecewa dan penasaran.
Berbagai asumsi pun muncul mengenai putra Susilo Bambang Yudhoyono yang tak masuk kabinet.
Andi Arief, sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat pun memiliki asumsi tersendiri.
Andi Arief menuding jika hubungan yang tidak harmonis antara Ketua Umum
PDIP Megawati Soekarnoputri dan SBY mempengaruhi AHY tak dipilih oleh
Jokowi.
"Awalnya saya menduga bahwa dendam Ibu Megawati itu hanya pada Pak
@SBYudhoyono, ternyata turun juga ke anaknya @AgusYudhoyono. Tadinya
saya melihat Pak Jokowi mampu meredakan ketegangan dan dendam ini,
rupany belum mampu," tulis Andi Arief, Sabtu (26/10/2019).
Cuitan Andi Arief
"Tentu saja @AgusYudhoyono tidak pernah merencanakan hidupnya sebagai
anak @SBYudhoyono, itu takdir sejarah. Karena itu dendam Ibu Megawati
hingga ke anak cucu SBY adalah dendam pada takdir," lanjut Andi Arief
dalam cuitannya.
Andi Arief tuding Megawati benci anak cucu SBY.
Hal ini seperti dikutip dari Kompas.
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan, tidak ada dendam
dalam antara Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum
Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Puan mengatakan, hubungan dua mantan presiden itu baik-baik saja. "Baik-baik sajalah.
Kenapa? Saya sering ketemu (Pak SBY), ibu juga ketemu. Kemarin pelantikan juga bareng-bareng," ujar dia.
Puan juga membantah isu yang menyebutkan ada yang menjegal langkah Wakil
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk jajaran
Kabinet Indonesia Maju.
Puan mengatakan, persoalan penyusunan kabinet sepenuhnya merupakan hak prerogatif presiden.
"Ini kan hak prerogatif presiden, kemudian prosesnya sudah panjang
dengan pertimbangan yang matang. Jadi kalau kemudian ada yang
menyampaikan atau mengatakan hal-hal seperti itu ya lihat dululah proses
dan perjalanan dari pemilu sampai sekarang," kata Puan di Kompleks
Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/10/2019).
Dikutip dari Tribun Medan, konflik di antara Megawati dan SBY sendiri
berawal dari niat SBY maju Pilpres 2004. Saat itu, Megawati menjabat
sebagai presiden.
Singkat cerita, SBY pun mundur sebagai menteri kemudian mendeklarasikan Partai Demokrat.
SBY kemudian maju sebagai capres bersama Jusuf Kalla lalu memenangi Pilpres 2004.
Saat itu, pasangan SBY-JK mengalahkan Megawati sebagai petahana yang berpasangan dengan tokoh Nahdlatul Ulama, Hasyim Muzadi.
(TribunNewsmaker/*)
No comments