Soal Kasus Penistaan Agama, Gubernur Sumbar Himbau Semua Pihak Jaga Keutuhan NKRI
Gubernur Irwan Bersama Pimpinan Ormas Islam. |
SUMBAR RAYA - -
- Gubernur Provinsi Sumatera Barat Prof DR H Irwan Prayitno, Psi, MSc,
Datuk Rajo Bandaro Basa bersilaturahmi dengan pimpinan organisasi
kemasyarakatan (Ormas) Islam dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah
(Forkopimda) Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Senin, 21 November
2016.
Hadir dalam kesempatan ini, Kapolda
Sumbar Brigjen Pol Drs. Basarudin, S.H., M.H., Danrem 032 Wirabraja
Brigjen TNI Bakti Agus Fadjri SIP, Ketua MUI Sumbar, H. Gusrizal
Gazahar, Lc. M.Ag, Ketua DPRD Hendra Irwan Rahim, Bupati/Walikota, LKAAM
Sumbar, Pimpinan Ormas, Pejabat Tinggi Polda, Pejabat Tinggi Danrem,
Kepala SKPD terkait.
Menurut Gubernur Irwan, di atas segala perbedaan masyarakat, yang paling utama adalah menjaga ukhuwah, muamalah, dan persatuan dalam rangka menjaga NKRI. Apatah lagi, akhir-akhir ini kondisi kesatuan di masyarakat agak merenggang, dengan adanya isu SARA yang terus bergulir.
"Kondisi ini patut kita arifi dengan kesadaran menjaga kebhinnekaan Indonesia, menjaga persatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). NKRI harga mati, kita bersama mesti bertanggungjawab terhadap para pendahulu kita, para pahlawan yang telah memerdekaan negeri dengan berkorban, harta, benda, dan nyawa," ujar Irwan Prayitno.
Dikatakannya, keamanan dan ketertiban menjadi sesuatu yang kunci dalam meraih kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, setiap individu jangan mudah terpengaruh terhadap isu-isu dari luar yang tidak menentu, yang sengaja dihembuskan untuk memecah belah kita sebagai bangsa.
"Kebebasan berpendapat dimuka umum merupakan hak setiap orang, soal kasus penistaan agama, Polri telah usut dan ini murni kasus hukum. Saat ini negara sedang memproses sesuai aturan dan perundang-undangan yang ada," tegas putra Pauh IX, Kuranji, Kota Padang ini.
Ia menegaskan, jika ingin demonstrasi, perlu hati-hati dan waspada terhadap orang-orang sengaja melakukan provokasi dan aksi membuat kericuhan untuk membuat konflik memecah belah bangsa ini. Tidak ada seorang pun yang memiliki hak untuk merusak kedamaian dalam bermasyarakat, bermuamalah, dan beribadah.
"Kita doakan semoga kondisi aman dan penuh sikap saling bertoleransi dan menghormati selalu terbentuk di Sumatera Barat ini, dan menjadi teladan bagi daerah lainnya," cakapnya. (by/rel)
Menurut Gubernur Irwan, di atas segala perbedaan masyarakat, yang paling utama adalah menjaga ukhuwah, muamalah, dan persatuan dalam rangka menjaga NKRI. Apatah lagi, akhir-akhir ini kondisi kesatuan di masyarakat agak merenggang, dengan adanya isu SARA yang terus bergulir.
"Kondisi ini patut kita arifi dengan kesadaran menjaga kebhinnekaan Indonesia, menjaga persatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). NKRI harga mati, kita bersama mesti bertanggungjawab terhadap para pendahulu kita, para pahlawan yang telah memerdekaan negeri dengan berkorban, harta, benda, dan nyawa," ujar Irwan Prayitno.
Dikatakannya, keamanan dan ketertiban menjadi sesuatu yang kunci dalam meraih kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, setiap individu jangan mudah terpengaruh terhadap isu-isu dari luar yang tidak menentu, yang sengaja dihembuskan untuk memecah belah kita sebagai bangsa.
"Kebebasan berpendapat dimuka umum merupakan hak setiap orang, soal kasus penistaan agama, Polri telah usut dan ini murni kasus hukum. Saat ini negara sedang memproses sesuai aturan dan perundang-undangan yang ada," tegas putra Pauh IX, Kuranji, Kota Padang ini.
Ia menegaskan, jika ingin demonstrasi, perlu hati-hati dan waspada terhadap orang-orang sengaja melakukan provokasi dan aksi membuat kericuhan untuk membuat konflik memecah belah bangsa ini. Tidak ada seorang pun yang memiliki hak untuk merusak kedamaian dalam bermasyarakat, bermuamalah, dan beribadah.
"Kita doakan semoga kondisi aman dan penuh sikap saling bertoleransi dan menghormati selalu terbentuk di Sumatera Barat ini, dan menjadi teladan bagi daerah lainnya," cakapnya. (by/rel)
No comments