Bermain dengan Boardgame, Tim Pengabdian ITB Ajak Siswa SDN Pulau Rinca Belajar Literasi Sains dengan Menyenangkan
Pulau Rinca, NTT – Suasana berbeda tampak di SDN 1 Pulau Rinca, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Selama empat hari, 1–4 Oktober 2025, tim pengabdian masyarakat dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengajak para siswa belajar literasi sains melalui media boardgame atau permainan papan edukatif.
“Boardgame merupakan hal baru bagi kami. Baru sekarang kami mendengar boardgame, apalagi digunakan untuk pembelajaran,” ujar Kepala SDN 1 Pulau Rinca, Muhammad Tayeb, S.Pd., saat pembukaan kegiatan.
Pulau Rinca yang dikenal sebagai habitat asli komodo merupakan salah satu destinasi wisata dunia. Namun, wilayah ini termasuk kategori 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dengan keterbatasan akses, termasuk informasi pendidikan. Meski demikian, para guru memiliki semangat tinggi untuk terus mengembangkan pembelajaran.
Kegiatan pengabdian ITB ini merupakan kolaborasi antara Kelompok Keilmuan Literasi Budaya Visual FSRD ITB, Kelompok Keilmuan Komunikasi Visual dan Multimedia FSRD ITB, serta Kelompok Keilmuan Fisika dan Teknologi Material Maju FMIPA ITB. Tim dipimpin oleh Yani Suryani, M.Hum., bersama sejumlah dosen dan peneliti lainnya.
Workshop untuk Guru dan Permainan untuk Siswa
Hari pertama kegiatan diisi dengan workshop bagi guru. Materi difokuskan pada penerapan boardgame sebagai media pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) dan pembelajaran kontekstual (tangential learning). Guru dilatih menggunakan tujuh jenis boardgame hasil karya mahasiswa FSRD ITB, antara lain:
Selada Sains (Selaras dengan Alam)
Rubrate!
Math Story: Seri Pahlawan
Jaganima
Seafood
3EM!
Tangled Threads
Hari berikutnya, siswa SDN 1 Pulau Rinca langsung mencoba bermain. Permainan utama adalah Selada Sains, yang dirancang dengan karakter khas seperti Komi si Komodo dan Peta Pulau Rinca. Melalui permainan ini, siswa belajar fisika dasar—mulai dari fluida, mekanika, optik, hingga magnet dan listrik—dengan cara menyenangkan.
Tidak hanya itu, permainan lain seperti Seafood dan Jaganima mengajarkan pentingnya menjaga kelestarian hewan, 3EM! menekankan pencegahan penyakit DBD, sedangkan Rubrate! memperkenalkan jenis-jenis burung. Siswa juga dilatih berpikir kritis lewat Math Story dan Tangled Threads.
Antusias Siswa dan Guru
Antusiasme siswa terlihat tinggi sepanjang permainan. Mereka saling bekerja sama, menjawab pertanyaan, hingga mampu menceritakan kembali makna permainan pada sesi refleksi.
“Setelah ini, pembelajaran kami tidak hanya mengacu pada presentasi materi seperti biasanya. Kami bisa menerapkan permainan ini, dan pembelajaran akan menjadi menyenangkan,” tutur Kepala Sekolah Muhammad Tayeb menutup kegiatan.
Program ini menjadi langkah nyata ITB dalam memperkenalkan inovasi pendidikan ke wilayah 3T. Diharapkan, metode pembelajaran berbasis permainan dapat menjadi alternatif baru bagi guru dan memberi pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa di Pulau Rinca.
(TIM)
No comments