Ricuh! Penertiban PKL di Jalan Permindo Padang Berujung Blokade dan Kemacetan Total
Tak Terima Direlokasi Sejumlah PKL Blokade Jalan Permindo yang Mengakibatkan Kemacetan pada Sabtu (1/2/2025) sore
SUMBARRAYA.COM, (Padang) - - –
Aksi penertiban terhadap pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Jalan Permindo, Pasar Raya Padang, berujung pada kericuhan besar. Ratusan pedagang yang menolak direlokasi melakukan perlawanan dengan memblokir jalan utama, menyebabkan kemacetan parah dan lumpuhnya aktivitas di kawasan perdagangan tersebut.
Akar Masalah: Relokasi yang Ditolak Pedagang
Penertiban yang dilakukan oleh tim gabungan dari Satpol PP Kota Padang, Dinas Perhubungan, dan aparat kepolisian ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menata kawasan perdagangan agar lebih tertib. Jalan Permindo selama ini menjadi pusat aktivitas ekonomi yang ramai, namun juga kerap dikeluhkan karena kesemrawutan akibat PKL yang memenuhi trotoar dan badan jalan.
Pemerintah telah menawarkan opsi relokasi ke lokasi baru, namun mayoritas pedagang menolaknya. Mereka beralasan bahwa lokasi baru tidak strategis dan jauh dari pusat keramaian, yang bisa berdampak buruk pada pendapatan mereka. Selain itu, sebagian besar pedagang mengaku tidak mendapatkan sosialisasi yang cukup mengenai rencana tersebut.
“Kami hanya ingin tetap bisa berjualan di tempat ini. Kalau dipindah, bagaimana nasib kami? Pelanggan sudah terbiasa datang ke sini,” ujar Ahmad (47), salah seorang pedagang pakaian di Jalan Permindo, dengan nada emosional.
Blokade Jalan, Kemacetan Total
Ketegangan memuncak ketika petugas mulai menertibkan lapak-lapak pedagang yang dianggap melanggar aturan. Ratusan PKL yang marah spontan turun ke jalan, memblokade akses utama dengan meja, kursi, serta barang dagangan mereka.
Blokade ini berlangsung selama lebih dari dua jam, menyebabkan arus lalu lintas di sekitar Pasar Raya Padang lumpuh total. Pengendara yang terjebak dalam kemacetan tampak frustrasi, sementara suara klakson kendaraan bersahut-sahutan menambah panasnya situasi.
Beberapa pedagang bahkan terlibat adu mulut dengan petugas Satpol PP. Sementara itu, sebagian lainnya meneriakkan tuntutan agar pemerintah membatalkan rencana relokasi.
“Kami sudah lama di sini, sejak dulu berjualan di Jalan Permindo. Tiba-tiba kami dipaksa pergi tanpa solusi yang jelas. Ini sama saja menggusur mata pencaharian kami!” teriak salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya.
Bentrok dengan Petugas, Situasi Memanas
Ketika petugas mencoba membuka blokade jalan, suasana semakin panas. Beberapa pedagang yang emosional terlibat dorong-dorongan dengan aparat. Sebagian dari mereka bahkan melemparkan barang dagangan ke arah petugas.
Respons Pemerintah dan Nasib PKL ke Depan
Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Perdagangan mengklaim bahwa relokasi PKL ini sudah dirancang dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kesejahteraan pedagang. Kepala Dinas Perdagangan Padang, Budi Santoso, menegaskan bahwa lokasi baru yang disediakan telah disiapkan dengan fasilitas yang lebih baik.
“Kami tidak menggusur, melainkan menata agar kawasan ini lebih nyaman untuk semua pihak, baik pedagang maupun pembeli. Kami juga akan memberikan kemudahan bagi PKL yang mau beradaptasi dengan lokasi baru,” kata Budi.
Namun, pernyataan tersebut tampaknya belum cukup meredakan amarah para pedagang. Hingga malam hari, sebagian dari mereka masih bertahan di lokasi sambil menunggu kepastian dari pemerintah.
Aksi ini menjadi bukti bahwa permasalahan PKL di Padang bukan sekadar urusan ketertiban kota, tetapi juga menyangkut hajat hidup ratusan orang yang menggantungkan ekonomi mereka dari sektor informal.
Bagaimana kelanjutan nasib para PKL di Jalan Permindo? Apakah pemerintah akan tetap bersikeras dengan kebijakan relokasi atau membuka ruang negosiasi yang lebih luas? Semua masih menjadi tanda tanya besar yang menunggu jawaban.
(Mond)
No comments