Luhut Sebut Kampungan Ke AHY, Demokrat Naik Pitam: Bukan Kami, Tapi Anda Dan Pemerintahan Yang Ada Moeldoko...
SUMBARRAYA.COM, - - -
Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon menanggapi pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) soal kata kampungan yang ditujukan kepada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Jansen pun menyebut pernyataan dari Menko Kemaritiman dan Investasi itu tidaklah tepat.
“Yth pak LBP: 1) Saya menghormati anda sebagai senior dibangsa ini dan yg dituakan di tanah Batak, namun tidak tepat menurut saya kata anda ini utk Ketua Umum kami mas AHY. Saya pribadi dan kami kader @PDemokrat— yg selama bbrp tahun ini berjuang mempertahankan partai kami dari rongrongan Muldoko — sangat terganggu dgn kata-kata anda ini,” cuit Jansen dalam akun Twitter-nya dilansir Populis.id, Sabtu (22/7/2023).
Ia menyarankan agar LBP tidak mengurusi soal politik dan hukum, karena itu bukanlah ranah dari Luhut.
“Fokus saja anda soal investasi, tesla dll yg jadi bidang anda. Dimana banyak juga hasilnya yg terasa kampungan,” ucapnya.
“2) Soal Muldoko ini, kami sejak awal sudah meminta ke pak @jokowi utk mereshuffle Muldoko. Termasuk saya pribadi selaku kader dan pengurus Demokrat dalam banyak kesempatan tidak pernah jemu meminta itu. Agar pemerintah termasuk Presiden terhindar dari tuduhan macem2. Namun faktanya sampai saat ini dia terus dipertahankan,” sambungnya.
Kemudian, ketiga dengan terus membiarkan ‘begal, copet’ atau istilah lainnya yang bermakna tidak punya hak berdasarkan UU Parpol terus bekerja di kabinet, pemerintahan inilah, kata Jansen, yang sesungguhnya kampungan.
“Dalam rangkaian yg terkait perkara ini, sudah hampir 17 kali Muldoko cs kalah bahkan sampai tingkat kasasi. Dgn fakta ini, bukannya mata dibuka namun dia terus dipertahankan dan dilakukan pembiaran,” ujarnya.
Untuk Luhut, harusnya karena Anda teman Moeldoko juga di kabinet dan sering bertemu, tinggal anda ajukan saja sebenarnya sebuah pertanyaan yang paling dasar ke Moeldoko, “Punya KTA Demokrat tidak kau Mul?.”
“Jelas jawabnya tidak!! Kalau dia tidak punya KTA dan jadi kader Demokrat pun tidak pernah, terus apa dasar dia terus mengingini jadi Ketum Demokrat? Pengganggu namanya ini. Begal kalau istilah skrg. Mengingini sesuatu padahal dia sama sekali tidak punya hak atas itu,” ungkap Jansen.
Kelima, kata Jansen, Kalau Moeldoko berhasil ambil Demokrat, bukan hanya Anies atau siapapun yg diusung Demokrat jadi Capres terjegal, dirinya sendiri pun terjegal LBP di Pemilu legislative, karena Ketua Umum Demokrat jadi Moeldoko.
“6) Jadi atas dasar tersebut, menurut saya: bukan kami Demokrat atau mas AHY yg kampungan. Tapi anda dan pemerintahan yg didalamnya ada Muldoko ini pak LBP. Krn terus membiarkan orang seperti ini ada di kabinet,” tuturnya.
“7) Ingat, bukan kami yg mulai pakai istilah kampungan ini tapi anda pak LBP,” sambungnya.
Ia juga menyinggung bahwa Demokrat telah berhasil membawa Indonesia masuk ke G-20 dalam 10 tahun pemerintahan.
“Pertumbuhan ekonomi dimasa kami tinggi yg belum berhasil kalian kalahkan sekalipun. PDB bangsa ini kami bawa pertama kali tembus ke angka diatas 10.000 Triliun. APBN Negara ini kami buat naik sampai 4 kali lipat (jadi ribuan triliun), itu yg kemudian kalian warisi dll. Jadi tidak mungkin kami kampungan dgn prestasi begini. Tapi kalau pemerintahan yg anda ada didalamnya ini, jelas menurut kami kampungan pak LBP,” tulisnya.
Kemudian, kedelapan, di Medan kemarin begal diminta untuk ditembak, karena telah meresahkan masyarakat.
“Utk begal partai ini kami tidak minta ditembak,sederhana cukup di reshuffle saja. Biar terhindar juga tuduhan macam2 ke istana. Krn sama dgn begal motor itu, dia ini telah meresahkan, menjadi contoh buruk, dan mengingini sesuatu yg bukan hak/miliknya,” ucapnya.
“Kalau yg begini ini terus dipertahankan di Kabinet, kampungan benarlah berarti namanya pemerintahan ini,” lanjut Jansen.
Diketahui, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mempunyai niat untuk menjegal bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Menurut Luhut, tudingan yang dilontarkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) soal pengajuan peninjauan kembali (PK) yang diajukan oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko ke Mahkamah Agung (MA) untuk menjegal Anies itu adalah kampungan.
“Saya bukan muji-muji presiden, presiden itu bukan seperti yang dibilang Agus Yudhoyono tadi. Enggak betul sama sekali itu. Saya jamin enggak ada, kampungan itu menurut saya,” ujar Luhut dilansir dari KompasTV, Jumat (21/7/2023).
Sumber: Populis
No comments