• Breaking News

    Advertisement

    loading...

    Andi Arief Ke JK: Tak Mungkin Cawapres Pilihan Anies Tanpa Popularitas

     


    SUMBARRAYA.COM, - - -

    Ketua Bappilu Partai Demokrat (PD) Andi Arief menilai saran Wapres ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) ke Anies Baswedan soal cawapres tak populer hanyalah salah satu pilihan. 

    Andi Arief menilai elektabilitas dan popularitas cawapres pendamping Anies penting.

    "Jawaban saya bahwa apa yang dikemukakan Pak JK adalah salah satu opsi, tapi juga harus kita hitung dengan matang, dalam arti bahwa apakah pembantu presiden itu dapat mendongkrak suara? Belum tentu, karena seorang yang paling dekat saja, wapres bahkan presiden di Indonesia itu pernah kalah, Ibu Megawati kalah di 2009, Pak JK kalah di 2009, kemudian Pak Hamzah Haz kalah di 2004," kata Andi Arief kepada wartawan, Sabtu (29/10/2022).

    "Kemudian sebagai wakil, pembantu presiden yang pernah ada adalah Pak Boediono, Pak Boediono karena 2004 kan, itu kan Pak JK belum jadi pembantunya tapi Pak Boediono sudah jadi pembantu presiden, menteri dalam hal ini," imbuhnya.

    Andi Arief menceritakan pengalaman Demokrat mencalonkan Boediono sebagai wapres pendamping Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

    Posisi cawapres menurut Andi Arief penting untuk meningkatkan suara nantinya.

    "Kenapa Pak Boediono bisa menang dengan SBY? Karena pada waktu itu surveinya sangat tinggi, Pak SBY sudah 60 persen, sehingga menjadi pertimbangan untuk diajak bersama-sama. Nah, di wakil ini cukup penting ya, seorang gubernur saja untuk menjadi wakil ini belum terbukti, belum terbukti juga bisa menjadi seorang wakil presiden dari beberapa capres pilihan presiden yang pernah ada," ujarnya.

    Sehingga menurut Andi Arief popularitas dan elektabilitas cawapres yang nantinya digandeng Anies penting dalam koalisi. 

    Namun, saran JK ini akan menjadi bahan diskusi di dalam internal Koalisi Perubahan.

    "Sekali lagi tanpa elektabilitas tanpa popularitas tidak mungkin, kita memilih dulu, baru kita laksanakan survei itu tidak mungkin. Jadi elektabilitas popularitas itu penting, kan namanya pilpres itu ingin berkuasa, hitung dulu bagaimana cara berkuasa, baru kemudian kita hitung menang ya, saya kira Pak JK akan sangat mahir soal ini," ucap Andi Arief.

    "Tapi baiklah nggak apa-apa itu bisa dibicarakan di koalisi, kita beruda argumentasi ya," imbuhnya.

    Jusuf Kalla sebelumnya menyarankan bakal capres 2024 Anies Baswedan memilih cawapres yang tak populer namun berpengalaman dalam membantu presiden. 

    Jusuf Kalla menyebut Anies perlu mempertimbangkan cawapres yang berpengalaman, sementara popularitas dinomor sekian.

    "Wakil itu pertama dinilai pertama bukan popularitas tapi dinilai bagaimana dia pengalaman membantu presiden. Coba lihat semuanya," kata JK di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Jumat (28/10).

    Dia mencontohkan sosok Wakil Presiden ke-11, Boediono dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. 

    Menurutnya, kedua sosok tersebut mampu bekerja dengan baik dalam membantu presiden tanpa sekalipun berkampanye.

    "(Contoh) saya dua kali wapres, Pak Boediono, Pak Kiai (Ma'ruf) pernah kampanye nggak? Nggak pernah. Harus tadi, harus bekerja dengan baik. Sehingga dilihat ini, harus menilai bisa bekerja sama atau bisa membantu," ucapnya.

    Sumber: detikcom

    No comments

    ada

    ada

    Post Bottom Ad

    ad728
    PT. Prosumbar Media Group, Mengucapkan: Selamat datang di www.sumbarraya.com, Terima kasih telah berkunjung.. Semoga anda senang! Tertanda Pemred: Nov Wibawa