Jokowi Mania Langsung Pasang Badan Hadapi Rocky Gerung: Pemikirannya Menjadi Sinis Dan Asal Bicara, Didasari Motif Kebencian

 

 SUMBARRAYA.COM, - - - 

 Ketua Umum Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer membalas sindiran Rocky Gerung kepada Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Joman pasang badan.

Menurut Immanuel Ebenezer, Rocky Gerung tipikal orang yang asal bicara tanpa berdasarkan hasil ilmiah atau bukti di lapangan.

 “Tidak ada argumentasi dia yang dibekali fakta bahwa Ganjar dan Puan ditolak milenial,” katanya, Senin, 18 Oktober 2021, dilansir dari Pojoksatu.** Lainnya halnya, lanjut pria akrab dipanggil Noel itu, jika Rocky Gerung berbicara dengan fakta.

“Harusnya sekelas beliau punya modal fakta, pemikiran Rocky menjadi sinis, asal bicara, dan berbeda karena lebih didasari motif kebencian,” ungkapnya.

Misalnya hasil lembaga survei yang terpercaya menyebut sekian persen Ganjar ditolak kaum milenial.

“Ini kan tidak ada. Kalau dia berbicara atas nama milenial, dia sudah orang tua bahkan terlalu tua untuk berkumpul dengan milenial,” ucapnya.

Menurut aktivis 98 ini, ada sejumlah faktor kenapa Rocky gemar melontarkan pernyataan sinisme.

 Pertama, Rocky tipikal manusia anti sosial yang senang dengan kesendirian.

Kedua, sambung Noel, dari kesendiriannya itu muncul rasa amarah terhadap lingkungan dan sekeliling.

 “Dari krisis kepercayaan karena trauma masa lalu akhirnya menjadi delusi politik. Seperti itulah yang terjadi pada Rocky,” terang Noel.

Sebelumnya, pengamat Politik, Rocky Gerung, mengatakan, sempat berdiskusi bersama kaum milenial.

 Ahli filsafat itu menyebutkan Ganjar dan Puan tidak diterima di kalangan millenial.

Dari hasil diskusi tersebut, jika milenial menganggap Ganjar Pranowo dan Puan Maharani adalah orang bodoh karena tidak paham pada isu tata bahasa baru politik dunia.

 Karena itu, Rocky berkesimpulan bahwa Ketua DPR RI dan Gubenur Jawa Tengah (Jateng) itu tidak diterima oleh kaum milenial.

Hal tersebut disampaikan Rocky, dalam diskusi ‘Memprediksi Kemunculan Capres ala Pembagian Wilayah Penanganan Covid (Jawa Bali – Non Jawa Bali)’. Acara itu digelar KedaiKOPI, Jumat (15/10).

 (*)