• Breaking News

    Advertisement

    loading...

    Merasa Dipermalukan Antasari Azhar, Denny Siregar: Dia Berbelok Sekarang Terbukti


    Pegiat media sosial, Denny Siregar mengomentari soal pernyataan Antasari Azhar yang menepis soal isu kelompok Taliban di tubuh KPK.

     SUMBARRAYA.COM, - - -

     Pegiat media sosial, Denny Siregar mengomentari soal pernyataan Antasari Azhar yang menepis soal isu kelompok Taliban di tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    Denny Siregar lewat cuitannya di Twitter, Rabu 26 Mei 2021, merasa dipermalukan Antasari Azhar lantaran pernyataannya itu.

    Pasalnya, kata Denny, saat ia mewawancarai mantan Ketua KPK itu pada 2019 lalu Antasari Azhar berjanji kepadanya akan bicara apa adanya tentang isi Taliban di KPK.

     “Juni 2019, waktu bongkar-bongkaran dalemnya KPK_RI saya undang pak AA ke cokro_tv. Beliau janji mau ngomong apa adanya tentang isu ada kelompok Taliban disana,” cuit Denny Siregar.

    Akan tetapi, lanjut Denny, ternyata Antasari tak membongkar soal Taliban di KPK itu namun malah membantah isu tersebut.

    Lantaran hal itu, Denny Siregar pun merasa dipermalukan di hadapan wartawan oleh Antasari Azhar.

    Namun, menurut Denny, sekarang isu soal kelompok pendukung Taliban di KPK terbukti usai adanya pegawai KPK yang mengakui hal tersebut saat tes wawasan kebangsaan.

    “Eh, pak AA ternyata berbelok. Saya dibuat malu di depan wartawan. Ternyata sekarang terbukti,” ujar Denny Siregar.

    Dalam cuitannya itu, Denny Siregar juga menyertakan link artikel pemberitaan berjudul ‘Ada Denny Siregar, Antasari Azhar Tepis Isu Taliban di KPK’ yang tayang di situs Tempo.co pada 26 Juni 2019 lalu.

    Pada isi artikel pemberitaan itu, Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar menyatakan tak ada grup taliban maupun polisi India di lembaga tersebut.

    Menurut Antasari Azhar, isu terkait Taliban di KPK tersebut hanyalah persepsi dari orang-orang tertentu saja.

     “Tidak ada masalah di KPK. Yang jadi masalah ketika ada persepsi yang muncul yang menyatakan ada kelompok Taliban dan polisi India,” ujar Antasari.

    Hal itu disampaikan Antasari Azhar dalam video wawancaranya bersama Denny Siregar yang tayang di kanal Youtube Cokro TV.

    Dalam tayangan video berjudul ‘Ada Radikalisme di KPK?’ tersebut, Antasari menilai memang perlu ada perbaikan di KPK namun dalam soal menuntaskan penanganan kasus terutama tunggakan perkara lama.

    Ia pun menagih janji pimpinan periode saat ini untuk menuntaskan pengusutan kasus-kasus lama tersebut.

    Denny Siregar pun lantas bertanya ke Antasari mengenai isu yang beredar belakangan soal penyidik independen yang selama ini mendominasi di KPK seperti yang dinyatakan pengamat kepolisian Neta S. Pane.

    “Ada juga surat terbuka dari internal KPK yang mempersoalkan rekrutmen penyidik independen tidak sesuai mekanisme,” kata Denny.

    Yang dimaksud Denny tersebut adalah surat tebuka yang diteken 50-an penyidik kepolisian yang bertugas di KPK. Mereka mempersoalkan pengangkatan sekitar 21 penyelidik menjadi penyidik karena tidak melalui tes sebagaimana polisi ketima masuk (mendaftar) ke KPK.

    Merespon pertanyaan Denny, Antasari menyatakan tidak mau berasumsi. Ia mengaku belum membaca surat terbuka dari para penyidik kepolisian yang bertugas di KPK itu.

    Kepada Denny Siregar, Antasari Azhar menyatakan bahwa Novel Baswedan yang selama ini dipersepsikan sebagai kelompok Taliban merupakan penyidik yang cerdas dan bagus dalam menangani kasus.

    “Pada dasarnya kalau kami gelar perkara kayak guru dan murid. Karena dulu saya selalu ingin tahu kenapa begini kenapa begitu,” ujarnya.

    Source: terkini.id

    1 comment:

    1. Anonymous28 May, 2021

      Memang masih punya malu ini orang? Prestasinya khan memang cuman buzzerRp. pemakan bangkai. Jadi sales asuransi jiwa gagal, karena nggak ngerti produk

      ReplyDelete

    ada

    ada

    Post Bottom Ad

    ad728
    PT. Prosumbar Media Group, Mengucapkan: Selamat datang di www.sumbarraya.com, Terima kasih telah berkunjung.. Semoga anda senang! Tertanda Pemred: Nov Wibawa