Haram Hukumnya Mengumbar Aib Atau Masalah Rumah Tangga ke Media Sosial
SUMBARRAYA.COM - - - Tujuan dari seorang berumah tangga merupakan supaya memperoleh
ketenangan dan juga ketentraman di dalamnya disebabkan terdapatnya
kerasa silih menyayangi, mengasihi, mencintai, seperasaan dan juga
senasib sepenanggungan di dalam menempuh kehidupan.
“Dan di antara isyarat kekuasaan – nya yakni ia menghasilkan untukmu
isteri – isteri dari jenismu seorang diri, biar kalian condong dan juga
terasa tenteram kepadanya, dan juga dijadikan – nya diantaramu kerasa
kasih dan juga sayang. sebetulnya pada yang demikian itu betul – betul
ada isyarat untuk kalangan yang berfikir. ” (qs. ar ruum [30] : 21)
Buat itu, islam telah memastikan hak – hak dan juga kewajiban tiap –
tiap anggota keluarga dan kewajiban berbarengan mereka didalam
mewujudkan bermacam tujuan diatas. antara lain merupakan terdapatnya
upaya buat silih melindungi kehormatan dan juga menutupi aib tiap –
tiap.
“Maka perempuan yang saleh, yakni yang taat kepada allah lagi memelihara
diri kala suaminya tidak terdapat, karna allah telah melindungi
(mereka). ” (qs. an nisa [4] : 34)
Islam melarang seseorang suami ataupun istri mengatakan aib – aib tiap –
tiap pendampingnya kepada teman dengan tujuan yang tidak dibenarkan,
sebagaimana diriwayatkan imam bukhori dari abdullah bin umar kalau
rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Dan siapa yang menutupi (aib) seseorang muslim hingga allah hendak menutup aibnya pada hari qiyamat. ”
Ibnu majah meriwayatkan dari ibnu ‘abbas, dari nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dia bersabda,
“Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, allah hendak menutupi
aibnya pada hari kiamat, dan juga benda siapa mengumbar aib saudaranya
muslim, hingga allah hendak mengumbar aibnya sampai terbukalah
kejelekannya di dalam rumahnya. ”
Begitu pula larangan islam dari menggambarkan dan juga mengatakan
rahasia ikatan mereka berdua di tempat tidur kepada teman bersumber pada
apa yang diriwayatkan oleh imam muslim dari abu sa’id angkatan laut
(AL) khudri mengatakan; rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda,
“Sesungguhnya manusia yang amat kurang baik perannya di sisi allah pada
hari kiamat yakni seorang yang menyetubuhi istrinya dan juga istri
bersetubuh dengan suaminya, setelah itu suami menyebarkan rahasia
istrinya. ”
Aibku, aibmu, aib kita. jadi mengapa wajib diumbar? Dalam pergaulan tiap hari tanpa disadari kita kerap terjebak buat
mengatakan ataupun mengumbar ketiadaan pendamping kita tiap – tiap.
Curhat jadi ajang tempat buat berkeluh kesah terhadap perihal yang tidak
disukai dari pendampingnya. bahwa masih taraf pacaran ataupun bergaul
dekat, perihal tersebut masih dapat dimaklumi.
Tetapi bila sudah jadi pendamping suami istri yang legal, terlebih lagi
sudah memiliki sebagian kanak – kanak yang lucu – lucu. perihal ini
tentu hendak jadi sinyal – sinyal negatif untuk kelanggengan rumah
tangga. Bukankah pada masa proses berpacaran tiap – tiap sudah mengenali
kelebihan dan juga kelemahan pendampingnya. walaupun dikala itu terdapat
aja sifat – sifat yang belum nampak seluruhnya.
Tetapi hasrat suci yang diwujudkan dalam jalinan pernikahan mampu
diperuntukan benteng buat memperkokoh keharmonisan rumah tangga.
komitmen buat menerima seluruh kelebihan dan juga ketiadaan diawal
pernikahan pula perihal yang wajib jadi pertimbangan.
Dengan fenomena social media dikala ini, curhat sudah tidak lagi dicoba
person to person tetapi sudah memasuki lewat facebook, twitter dengan
pembaharuan status tentang berbagai macam.
Kadangkala tanpa disadari pula menguak kasus yang lagi dialami dengan
pendampingnya yang pada kesimpulannya malah hendak memecahkan aib
seorang diri.
Contohnya, di facebook, seseorang sahabat buat status serupa ini, “emang
lezat diselingkuhi”. dengan status serupa ini secara tidak langsung ia
membuka aib kalau ia diselingkuhi dan juga yang kasihan merupakan
suami/istri.
Meski semisal benar pendampingnya selingkuh tetapi kan itu aib
suami/istri yang butuh dilindungi. perihal tersebut pula membuka pintu
prasangka untuk siapa aja yang membaca statusnya.
Dalam pergaulan tiap hari baik itu dalam lingkup pekerjaan ataupun dalam
lingkup pertemanan, sebagian kali aku sempat dicurhati rekan laki –
laki menimpa perkaranya dengan istrinya yang pada kesimpulannya membuka
sebagian ketiadaan (aib) istrinya yang tidak disukainya.
Aku jadi teringat obrolan dengan 2 orang rekan dalam ekspedisi tugas ke
kabupaten serdang bedagei hampir satu minggu saat sebelum lebaran.
dikala itu pak alvin (bukan nama sesungguhnya) berupaya buat menarangkan
keterlambatannya dari waktu yang sudah kami sepakati sebelumnya.
Perihal yang diluar perkiraan aku dia berkata kalau pagi itu lagi
menuntaskan permasalahan dengan istrinya yang berdomisili di jakarta,
sedangkan dia sudah 5 tahun terakhir ini menetap di medan.
inti permasalahannya, sang istri kerap mencermati curhat rekan laki –
laki sekantornya terlebih lagi sudah 20 kali sampai – sampai memunculkan
fitnah untuk mereka berdua.
walaupun si istri berkata kalau ia tidak memiliki perasaan spesial
dengan rekannya itu , tetapi perihal itu tidak membikin pak alvin
menerima penyataan istrinya begitu aja. dia menuntut pembuktian.
pada peluang yang lain lagi, aku pernah mencermati curhat sahabat lama
yang lagi bermasalah dengan istrinya, banyak sekali catatan ketiadaan si
istri yang diungkapkan pada aku.
sesungguhnya aku risih pula mendengarkannya, tetapi aku berupaya buat
berlagak netral, dengan menanyakan kelebihan – kelebihan istrinya,
perihal apa yang dahulu membikin sahabat aku ini jatuh cinta pada
istrinya. berikutnya aku tidak lagi merespon pembicaraan yang sudah
menjurus ke kasus individu.
dari contoh permasalahan di atas, alangkah baiknya bila lebih baik kita
intropeksi diri, karna tidak gading yang tidak retak, tidak terdapat
manusia yang sempurna.
yang dibutuhkan merupakan gimana menyikapi ketiadaan pendamping tiap –
tiap dengan komunikasi yang efisien dengan menanggalkan terlebih dahulu
ego tiap – tiap.
suami ataupun istri yang cuma suka mencari – cari ketiadaan dan juga
kesalahan pendampingnya terlebih lagi menyebarluaskannya kepada teman
merupakan pendamping yang amat tidak bijaksana dan juga mengganggu rumah
tangganya seorang diri. suami/istri yang sudah mengenali aib
pendampingnya sepatutnya menaruh aib tersebut sebagaimana menaruh aib
kita seorang diri.
aku sempat membaca satu ayat yang menarangkan kalau istri merupakan baju
untuk suami, begitu pula kebalikannya. (qs. al – baqarah [2]: 187)
sebagaimana yang kita ketahui kalau salah satu guna baju merupakan
bagaikan penutup rambut/aurat. rambut/aurat menggambarkan hak
keistimewaan yang cuma dikasih untuk suami/istri sekalian menggambarkan
aib yang wajib ditutupi dari penglihatan teman . yang berarti
suami/istri wajib dapat menutupi aib yang terdapat pada pendamping
mereka dari teman , jangan malah mengumbarnya.
tidak hanya itu baju menggambarkan bukti diri diri, ingat kalimat ”you
are what you wear”, yang berarti kalau apa yang kita gunakan
menggambarkan diri kita.
suami/istri menggambarkan satu paket sampai – sampai pada dikala
suami/istri keluar rumah berarti tiap – tiap bawa 2 bukti diri sekalian
yang tiap – tiap sepatutnya silih melindungi diri. karna suami
menggambarkan bukti diri untuk istri, demikian pula kebalikannya.
Hadist lain berkata:
“seluruh ummatku hendak diampuni dosa–dosa kecuali orang–orang yang
terang–terangan (berbuat dosa). di antara orang–orang yang terang –
terangan berbuat dosa merupakan seorang yang pada waktu malam berbuat
dosa, setelah itu di waktu pagi dia menggambarkan kepada manusia dosa
yang ia jalani tadi malam, sementara itu allah telah menutupi aibnya.
dia mengatakan, “wahai fulan tadi malam saya berbuat ini dan juga itu. ”
sesungguhnya pada waktu malam tuhannya telah menutupi perbuatannya itu,
namun malah pagi harinya dia membuka aibnya seorang diri yang telah
ditutupi allah” (muttafaq’alaih hr: bukhari dan juga muslim)
“barangsiapa menutupi (aib) seseorang muslim, hingga allah hendak
menutupi (aibnya) di dunia dan juga akhirat. ” (hr. al – bukhari dan
juga muslim)
Kesimpulan
membuka aib seorang diri aja tidak diperbolehkan terlebih membuka aib suami, istri dan juga keluarga kepada teman .
aib istri merupakan aib suami demikian pula kebalikannya. menggambarkan aib suami ataupun istri berarti membuka aib seorang diri.
curhatlah pada allah karna kerahasiaannya tentu hendak terjamin dan juga pemecahan yang tersadu datangnya cuma dari allah.
aib istri merupakan aib suami demikian pula kebalikannya. menggambarkan aib suami ataupun istri berarti membuka aib seorang diri.
curhatlah pada allah karna kerahasiaannya tentu hendak terjamin dan juga pemecahan yang tersadu datangnya cuma dari allah.
( sumber: merdekasiana. com )
No comments