Anggota DPRD Sumbar dan Kepolisian Geram, Lihat Prilaku Mahasiswa Saat Unjuk Rasa
Anggota DPRD dan Kepolisian Sumatera barat, sangat mendukung aspirasi
mahasiswa, tetapi dengan aksi anarkis yang dilakukan oleh mahasiswa
tersebut, membuat kepolisian dan anggota DPRD sumbar Geram melihat
prilaku mahasiswa ketika melakukan unjuk rasa di gedung perwakilan
rakyat. Rabu 25 september 201.
Awal aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa datang pukul 10;20 WIB,
aksi unjuk rasa berjalan tertip dan terkendali, dan diterima dengan baik
oleh pimpinan dan anggota DPRD Sumbar, dengan penjagaan aparaat
keamanan.
Aspirasi para pengunjuk rasa ditampung tanpa negosiasi, bahkan tidak
menunggu waktu lama, aspirasi tersebut langsung dikirim ke DPR-RI dan
kepada Presiden, melalui pos kilat, email dan faximile.
Mahasiswa meminta bertemu dengan anggota dewan perwakilan Rakyat di
ruang rapat khusus, untuk menyampaikan aspirasinya, juga diterima dan
dilayani dengan baik, tanpa ada kekerasan sedikitpun yang didapatkan
mahasiswa saat unjuk rasa.
Anggota DPRD tidak menggubris, Meski berulang kali mahasiswa mencoba
untuk memancing emosi anggota DPRD, keamanan dan stafnya, anggota DPRD
cukup bijaksana menghadapi sikap mahasiswa yang berunjuk rasa tersebut.
Meskipun anggota DPRD dan staf bersama jajarannya tidak bersikap kasar
terhadap mahasiswa yang berunjuk rasa, namun pengunjuk rasa tersabut
semakin brutal dan membabi buta, sampai pada perusakan dan penjarahan.
Menyikapi hal tersebut, pimpinan DPRD bersama steak holder, langsung
mengadakan rapat mendadak sekitar jam. 19.00 wib malam hari , untuk
menginventarisasi kerugian pasca unjuk brasa pengrusakan serta
penjarahan mahasiswa.
Rapat tersebut dihadiri Irsyad Syafar, Suwirpen Suib, Indra Dt Rajo
Lelo, Hidayat, Eviyandri Dt Rajo Budiman, Albert Indra Lukman, Iwan
Afriandi serta Sekda Provinsi Alwis dan Sekwan Raflis.
Dalam rapat tersebut diperkirakan kerusakan dan kerugian yang diderita negara, karena aksi brutal mahasiswa.
Kerusakan terbesar berada di ruang paripurna diperkirakan kerugian
mencapai Rp. 500juta, lebih, disusul pustaka, fraksi Nasdem, Golkar,
Humas dan lebih dari 10 titik lainnya, baik diluar maupun didalam
ruangan, yang totalnya mencali milyaran rupiah.
Ketua fraksi Gerindra Hidayat, usai rapat mengatakan, sangat mengutuk
keras prilaku anarkis para pengunjuk rasa, yaang telah menghancurkan
asset negara.
"Kami DPRD Sumbar mengutuk keras prilaku anarkis mahasiswa yang berunjuk
rasa dari pagi hingga sore tadi, karena mereka sudah melakukan
perusakan, padahal kita sudah melayani dengan baik,"ucap Hidayat dengan
kesal.
Lebi lanjut dia mengatakan pengrusakan dan penjarahan ini tidak bisa
dimaafkan, dan harus diproses secara hukum, karena sudah membuat
kerugian negara.
Pernyataan yang sama juga disampaikan Iwan Afriandi, dimana tadinya
mahasiswa berkomitment tidak anarkis jika permintaan mereka dipenuhi.
"Kami tidak bisa menerima apa yang dilakukan mahasiswa terhadap
perusakan asset negara dan penjarahan milik pribadi anggotaa dewan,
sertaa staaf, kita akan bawa pelakunya kejalur hukum ," tegas Iwan
emosi.
Saat ini pimpinan dan anggota DPRD sepakat untuk melaporkan pengrusakan
dan penjarahan tersebut pada Kepolisian, sebagai pelapor dipercaayakan
sepenuhnya pada Sekretaris Dewan H. Rafli.SH.
DPRD sudah memiliki beberap dokumen video dan foto para pelaku pengrusakan, untuk dijadikan barang bukti.
"Saya yakin Polisi pasti, juga sudah mengetahui siapa pelaku dan yang
bertanggung jawab terhadap aksi anarkis ini," ungkap Raflis.
(Ay)
No comments