Wako Padang Mahyeldi,Merakyat di Limau Puruik Art Festival
SUMBARRAYA.COM, (Padang) - - -
Kehadiran Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah dalam acara Limau Puruik
Art Festival 2019 memberi energi tersendiri bagi peserta dan pengunjung.
Mahyeldi yang disertai rombongan dari Malaysia disambut Wakil Bupati
Padang Pariaman Suhatri Bur diiringi gegap gempita gendang tasa dan
tarian pasambahan.
Perhelatan seni khas lokal Minangkabau itu berlangsung di Pasar Limau
Puruik, Kabupaten Padang Pariaman, Ahad (18/08/2019) malam.
Mahyeldi menyebut Limau Puruik Art Festival sebuah gagasan bernas
terhadap memelihara kekayaan seni budaya yang dimiliki Sumatera Barat.
Ajang ini juga menunjukkan banyak potensi seni budaya Sumatera Barat
yang menarik dan unik.
“Banyak seni budaya yang kita miliki yang mestinya dapat kita pelihara
melalui dan terus hidupkan melalui ajang seperti inj,” ujar Mahyeldi.
Lebih lanjut dikatakan, seni budaya khususnya musik yang ditampilkan
dalam Limau Puruik Art Festival, nanti juga bisa diangkat melalui Padang
Indian Ocean Music Festival (PIOMFes). Festival diikuti negara-negara
anggota Indian Ocean Rim Assosiation (IORA) tersebut akan berlangsung
Oktober 2019 di Padang.
“Oktober nanti di Padang juga akan berlangsung PIOMFes, musik di Limau
Puruik Art Festival bisa ditampilkan untuk meramaikannya,” kata Mahyeldi
didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Arfian.
Sambutan Mahyeldi dalam acara itu banyak mendapatkan aplaus terutama
ketika menyampaikan gagasan-gagasan pariwisata Sumatera Barat. Seperti
mengadakan event-event serupa Limau Puruik art Festival yang berskala
lebih besar.
Pada ajang itu, Kota Padang menampilkan permainan tradisi anak nagari
yaitu Sipak Rago. Permainan sipak rago menggunakan bola dari rotan
dimainkan tujuh sampai sembilan orang. Biasanya diiringi musik
talempong.
Utusan Kota Padang, tim Sipak Rago Rotan Bajalin tampil prima dalam
kesempatan ini. Meskipun mendapat giliran tampil menjelang tengah malam,
namun tim binaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang itu
mendapat aplaus meriah dari penonton yang memadati selasar Pasar Limau
Puruik.
Pembina Tim Sipak Rago Rotan Bajalin, Khalil Chaniago mengatakan,
penampilan timnya kali ini lebih prima. Hal itu berkat latihan yang
rutin dilakukan di samping memang mencintai permainan tradisi itu
sendiri.
“Penampilan prima tim kami karena memang rutin memainkannya, selain itu dimainkan dari hati,” kata Khalil.
Selain sipak rago dari Kota Padang, ada kesenian khas dari Sawahlunto,
dari Padang Panjang dan Padang Pariaman sendiri serta kesenian khas
daerah lainnya yang turut meramaikan Limau Puruik Art Festival.
Sementara itu, Wabup Suhatri Bur merasa bangga dengan adanya kegiatan
ini. Festival seni di Limau Puruik mengangkat pula nama nagari sekaligus
menumbuhkan rasa cinta pada seni dan tradisi sendiri.
Menurutnya, ramainya warga yang menjubeli lokasi festival untuk
menyaksikan pertunjukkan menandakan tingginya antusias warga. Hal itu
berdampak pada pergerakan ekonomi dan pendapatan warga.
“Keramaian seperti ini memberi dampak terhadap ekonomi masyarakat,” kata dia.
Kegiatan ini diprakarsai budayawan dan akademisi Institut Seni Indonesia
(ISI) Padang Panjang Susandra. Pakar seni budaya itu merupakan putra
daerah asal Limau Puruik yang merasa bertanggungjawab menghidupkan
kesenian lokal yang ada.
“Kami terpanggil dan bertanggungjawab untuk menghidupkan kesenian
tradisi yang ada. Ini meruapakan kekayaan tak benda yang mesti
dipelihara agar lestari sampai generasi penerus nanti,” ujar Susandra.
(ydt)
No comments