Bahas Banjir, DPRD Hearing dengan Dinas PU
Mengatasi persoalan banjir di Kota Padang Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) membutuhkan dana sekira Rp40 miliar
untuk perbaikan drainase.
Menyikapi permasalahan banjir yang sering terjadi
di Kota Padang, Komisi III DPRD Padang bidang pembangunan dan
lingkungan hidup melakukan hearing dengan jajaran Dinas Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Padang, Jum’at (2/6) di lantai II
gedung DPRD Padang Jalan Sawahan No.50 Kecamatan Padang Timur.
Pada kesempatan itu, Wahyu Iramana Putra mempertanyakan
kinerja Dinas PUPR Kota Padang yang dinilainya masih lamban dalam
penanganan drainase di Kota Padang. Parahnya, perbaikan drainase sudah
dianggarkan dan dilaksanakan, namun tetap saja banjir melanda beberapa
titik di Kota Padang.
“Dinas PUPR dalam mengambil keputusan jangan hanya percaya
dengan hasil konsultan atau rekanan saja. Kita minta kondisi rill di
lapangan. Sementara, untuk banjir ini apa permasalahannya tentu juga
diketahui oleh masyarakat setempat dimana kendalanya, dimana aliran yang
tersumbat tentu masyarakat juga lebih tahu,” ujarnya.
Selaku Wakil Ketua DPRD Padang dan sebagai warga di Gunung
Pangilun, Wahyu menyatakan sudah merasakan sendiri bagaimana banjir
terjadi. Padahal sudah dikucurkan anggaran sebesar Rp500 juta untuk
perbaikan drainase, namun kenyataannya sejak drainase diperbaiki, banjir
kian menjadi di sana. Hal itu menandakan perbaikan drainase tak sesuai
dengan kondisi yang diinginkan warga.
“Saya juga mengkritik penunjukan rekanan. Bahkan, saya
melihat di sini seakan sudah dikondisikan. Saya berharap, ke depan ini
bisa diperbaiki,” kata Wahyu.
Dalam hearing itu diketahui Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Padang membutuhkan dana sekira Rp40 miliar
untuk perbaikan drainase, selama ini anggaran hanya sebesar Rp12
milliar.
Menanggapi permintaan Dinas PUPR tersebut, Ketua Komisi
III Zulhardi Zakaria Latif menegaskan, pihaknya siap pasang badan untuk
memperjuangkan anggaran tersebut. Apalagi, sebagian besar anggota Badan
Anggaran (Banggar) DPRD Kota Padang duduk di Komisi III. Hanya saja, ia
menyayangkan Dinas PUPR tidak pernah membicarakan selama ini. Dana
sebesar Rp40 miliar itu, kata Zulhardi, tidak terlalu besar.
“Kalau untuk menganggarkan dana sebesar itu, kami butuh
rencana detail penggunaannya untuk perbaikan drainase kota ini. Apakah
PUPR meminta anggaran penambahan anggaran itu sudah melalui kajian?
Nanti kita anggarkan, dilakukan pekerjaan, namun Kota Padang masih tetap
saja banjir. Itu kan aneh,” ungkapnya.
Kepala Dinas PUPR Fatriarman Noer usai hearing kepada media ini
mengatakan, setelah dilakukan pertemuan dengan Komisi III DPRD Padang,
Pemko Padang melalui PUPR berharap bisa bersinergi dalam mengatasi
permasalahan banjir ini. Menurutnya, permasalahan banjir sebenarnya
permasalahan klasik, seperti perilaku masyarakat itu sendiri, saluran
drainase yang tak tercukupi dan masalah keterbatasan anggaran. Namun,
dalam pertemuan dengan Komisi III, kata Fatriarman, Komisi III telah
berkomitmen untuk membantu dari segi anggaran dalam mengatasi banjir.
“Kita juga akan mengadakan pertemuan-pertemuan dengan
Balai Sungai di bawah Kementerian PUPR dan PSDA provinsi supaya program –
program yang ada di masing-masing dinas dapat disinergikan dengan PUPR
Padang. Saat ini kita juga sudah dapat membuat pemetaan dimana titik
titik banjir, dengan demikian kita bisa lebih fokus dalam menangani
permasalahan banjir ini,” katanya.
Sementara, terkait banjir di Jundul Rawang Padang Selatan
yang sudah cukup lama seperti diungkapkan anggota Komisi III, Amril
Amin, ia berjanji akan menyelesaikan tahun ini. Begitu halnya dengan
banjir di Gunung Pangilan. Meski demikian, ia tak memastikan Kota Padang
serta merta dapat terbebas banjir begitu saja. Karena, banjir bisa
terjadi karena faktor curah hujan dengan debit yang cukup tinggi.
Seperti hujan yang terjadi baru – baru ini dari data BMKG curah hujan
dengan debit air 300 mm, sementara rata – rata curah hujan hanya 100 mm.
“Jadi, dalam hal ini terjadi peningkatan debit air tiga
kali lipat. Sementara saluran drainase kita saat ini mungkin belum
tercukupi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas
PUPR Padang, Fadel mengatakan, untuk permasalahan banjir, memang saat
ini butuh peningkatan saluran dan pemasangan beberapa pompa yang
direncanakan ada di sembilan titik. Pompa yang akan dipasang rencananya
di Muara Danau Cimpago, Muara Saluran Drainase Banda Kampung Sabalah,
Muara Saluran Kalimati, Muara Saluran Drainase Banda Pepaya, Muara
Saluran Drainase Pasar Pagi, Muara Saluran Samping Hotel Pangeran Beach,
Muara saluran drainase Jalan Sumatera Ulak Karang, Muara saluran
drainase sepanjang rel Jalan Joni Anwar. Satunya lagi tahun ini sedang
dikerjakan oleh BWS Sumatera V, lokasinya di Muara saluran drainase
belakang PU PSDA Provinsi.
“Jadi, satu dari sembilan yang direncanakan sedang dikerjakan,” ujarnya.
Fadel menjelaskan, pompa berguna saat curah hujan tinggi
dan air laut sedang pasang naik, maka air drainase tidak akan bisa
mengalir ke sungai/pantai. Maka terjadilah genangan. Nah, jika sudah
terpasang pompa, saat kejadian pasang ini, pintu saluran ditutup agar
air sungai atau laut tidak masuk ke saluran dan air drainase dipompakan
ke sungai atau laut.
“Mungkin itu salah satu solusi yang kita rencanakan untuk mengatasi genangan air,” ungkapnya.
Hearing dipimpin Ketua Komisi III, Zulhardi Zakaria Latif
dan dihadiri Wakil Ketua DPRD Kota Padang Wahyu Iramana Putra selaku
Koordinator Komisi III serta Kadis PUPR, Kabid SDA, Kabid Pembangunan
dan Tata Ruang dan beberapa staf PUPR Padang. (baim/adv)
No comments