Soal Ucapan Selamat Natal, Ini Penjelasan Ketum MUI dan PBNU
SUMBAR RAYA, - -
- Masih terjadi pro kontra terkait kebolehan ucapan selamat Natal oleh
seorang Muslim kepada umat Nasrani atau Kristen yang merayakannya. Pro
kontra itu terjadi karena beragamnya pandangan ulama soal ini.
Bagi seorang Muslim yang melazimkan ucapan selamat Natal, beralasan al Quran mengajarkan umat Islam membalas penghormatan yang lebih baik atau serupa dengan penghormatan yang diberikan umat Nasrani atau Kristen ketika umat Islam merayakan Idul Fitri atau Idul Adha atau perayaan hari besar Islam lainnya.
"Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu." (Qs. An-Nisa ayat 86).
Disamping itu, ayat al Quran sendiri juga memuat ucapan selamat atas kelahiran Nabi Allah Isa 'alaihissalam. Ayat yang dimaksud terdapat pada surah Maryam ayat 33.
"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali." (Qs. Maryam ayat 33).
Lantas bagaimana pendapat Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terkait ucapan selamat Natal yang disampaikan seorang Muslim kepada umat Nasrani atau Kristen?
Dikutip dari aceh.tribunnews.com, menurut Ketua Umum MUI, Ma'ruf Amin, soal ucapan Natal terhadap orang-orang yang merayakan Natal belum dibahas MUI.
Bagi seorang Muslim yang melazimkan ucapan selamat Natal, beralasan al Quran mengajarkan umat Islam membalas penghormatan yang lebih baik atau serupa dengan penghormatan yang diberikan umat Nasrani atau Kristen ketika umat Islam merayakan Idul Fitri atau Idul Adha atau perayaan hari besar Islam lainnya.
"Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu." (Qs. An-Nisa ayat 86).
Disamping itu, ayat al Quran sendiri juga memuat ucapan selamat atas kelahiran Nabi Allah Isa 'alaihissalam. Ayat yang dimaksud terdapat pada surah Maryam ayat 33.
"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali." (Qs. Maryam ayat 33).
Lantas bagaimana pendapat Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terkait ucapan selamat Natal yang disampaikan seorang Muslim kepada umat Nasrani atau Kristen?
Dikutip dari aceh.tribunnews.com, menurut Ketua Umum MUI, Ma'ruf Amin, soal ucapan Natal terhadap orang-orang yang merayakan Natal belum dibahas MUI.
Namun
terkait perayaan ritual Natal oleh seorang muslim, Ma'ruf Amin
mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan fatwa pelarangan untuk itu.
"Itu sifatnya ritual, bukan ucapan," ujar Ma'ruf Amin kepada wartawan di kantor MUI, Jakarta Pusat, Selasa, 20 Desember 2016.
Jika sifatnya adalah resepsi, seperti yang selalu didatangi Presiden RI Joko Widodo dan para pejabat negara lainnya, maka seorang muslim menurut Ma'ruf Amin boleh-boleh saja melakukan hal tersebut, termasuk seorang presiden.
Sedangkan terkait penyampaian ucapan selamat Natal oleh seorang muslim kepada umat Nasrani, karena masih banyak pertentangan pendapat antara ulama atas hal terebut, dan MUI belum juga mengambil sikap. Namun demikian, Ma'ruf Amin mengaku dirinya tidak akan melakukan hal tersebut.
"Maksudnya (masih ada) perbedaan. Kalau ada perbedaan boleh atau tidak, saya tidak mau mengerjakan itu," terangnya.
Lain halnya dengan penyampaian ucapan selamat Tahun Baru. Ma'ruf Amin menyebut boleh-boleh saja seorang muslim menyampaikan hal tersebut ke orang lain. Kata dia, dalam Islam tahun baru dipercayai sebagai hari kelahiran Nabi Isa AS.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan, tidak masalah bagi umat Islam mengucapkan selamat Natal. Namun ucapan itu ditujukan untuk Nabi Isa Almasih.
"Mengucapkan selamat Natal boleh. Tapi yang kita ucapkan itu atas kelahiran Nabi Isa Almasih," kata Said setelah menghadiri acara Haul ke-7 Gus Dur di Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan, sebagaimana dilansir detik.com, Jumat, 23 Desember 2016.
Said mengatakan, umat Islam tidak perlu khawatir bila ingin menyampaikan ucapan selamat Natal kepada tetangga, kerabat, atau rekan kerja.
"Boleh-boleh. Kita mengucapkan selamat hari Natal atas kelahiran nabi besar Isa Almasih binti Maryam. Jadi kita mengucapkan selamat ke nabi dan rasul, bukan ke anak Tuhan," jelas Said. (buya)
"Itu sifatnya ritual, bukan ucapan," ujar Ma'ruf Amin kepada wartawan di kantor MUI, Jakarta Pusat, Selasa, 20 Desember 2016.
Jika sifatnya adalah resepsi, seperti yang selalu didatangi Presiden RI Joko Widodo dan para pejabat negara lainnya, maka seorang muslim menurut Ma'ruf Amin boleh-boleh saja melakukan hal tersebut, termasuk seorang presiden.
Sedangkan terkait penyampaian ucapan selamat Natal oleh seorang muslim kepada umat Nasrani, karena masih banyak pertentangan pendapat antara ulama atas hal terebut, dan MUI belum juga mengambil sikap. Namun demikian, Ma'ruf Amin mengaku dirinya tidak akan melakukan hal tersebut.
"Maksudnya (masih ada) perbedaan. Kalau ada perbedaan boleh atau tidak, saya tidak mau mengerjakan itu," terangnya.
Lain halnya dengan penyampaian ucapan selamat Tahun Baru. Ma'ruf Amin menyebut boleh-boleh saja seorang muslim menyampaikan hal tersebut ke orang lain. Kata dia, dalam Islam tahun baru dipercayai sebagai hari kelahiran Nabi Isa AS.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan, tidak masalah bagi umat Islam mengucapkan selamat Natal. Namun ucapan itu ditujukan untuk Nabi Isa Almasih.
"Mengucapkan selamat Natal boleh. Tapi yang kita ucapkan itu atas kelahiran Nabi Isa Almasih," kata Said setelah menghadiri acara Haul ke-7 Gus Dur di Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan, sebagaimana dilansir detik.com, Jumat, 23 Desember 2016.
Said mengatakan, umat Islam tidak perlu khawatir bila ingin menyampaikan ucapan selamat Natal kepada tetangga, kerabat, atau rekan kerja.
"Boleh-boleh. Kita mengucapkan selamat hari Natal atas kelahiran nabi besar Isa Almasih binti Maryam. Jadi kita mengucapkan selamat ke nabi dan rasul, bukan ke anak Tuhan," jelas Said. (buya)