Sebut Ada Pihak Ingin Kudeta Jokowi Diam-Diam, Fadli Zon Minta Boni Hargens Cuci Muka Dulu
SUMBARRAYA.COM, (Jakarta) - - -
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menanggapi pernyataan Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens yang menyebut ada pihak yang secara diam-diam ingin mengkudeta Presiden Joko Widodo.
Lewat cuitan Twitternya @fadlizon, mantan Wakil Ketua DPR itu menyindir Boni sedang mencari nomor punggung. Bahkan memintanya untuk mencuci muka.
“Mungkin Bro Boni Hargens sedang cari nomor punggung ya? Sebaiknya cuci muka dulu,” kata Fadli.
Boni Hargens, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), mengatakan mengantongi nama para tokoh yang ingin merancang kudeta terhadap pemerintahan yang sah di tengah krisis Corona saat ini.
Menurutnya, kelompok ini ingin memakai sejumlah isu sebagai materi provokasi dan propaganda politik. Di antaranya isu komunisme dan rasisme Papua, menyusul gejolak akibat kematian warga kulit hitam George Floyd di Minneapolis, Amerika Serikat.
"Isu lain yang mereka gunakan adalah potensi krisis ekonomi sebagai dampak inevitable dari pandemi Corona. Kelompok ini juga membongkar kembali diskursus soal Pancasila sebagai ideologi negara," ujar Boni
Apa pun isu yang mereka gunakan, kata Boni, hanyalah instrumen untuk melancarkan serangan-serangan politik dalam rangka mendelegitimasi pemerintahan yang sah saat ini. Boni menilai, kelompok ini tak bisa disebut sebagai “barisan sakit hati” semata karena ini bukan lagi dendam politik semata," katanya.
Menurutnya, mereka adalah gabungan kelompok politik yang ingin memenangkan Pemilihan Presiden 2024, kelompok bisnis hitam yang menderita kerugian karena kebijakan pemerintahan Jokowi, ormas keagamaan terlarang, dan barisan oportunis yang haus kekuasaan dan uang.
"Mereka pengacau karena ingin merusak tatanan demokrasi dengan berusaha menjatuhkan pemerintahan sah hasil pemilu demokratis. Mereka juga pengacau karena ingin mempertanyakan kembali Pancasila sebagai ideologi negara," urainya.
Menurutnya, ada niat untuk menuduh Pancasila sebagai bukan ideologi. Mereka juga pemburu rente karena memiliki orientasi mencari keuntungan finansial.
“Ada bandar di balik gerakan mereka, mulai dari bandar menengah sampai bandar papan atas. Bandar menengah misalnya oknum pengusaha pom bensin dan perkebunan, dan bandar papan atas ya tak perlu saya sebutkan di sini,” tuturnya.
(mond/akurat)
Lewat cuitan Twitternya @fadlizon, mantan Wakil Ketua DPR itu menyindir Boni sedang mencari nomor punggung. Bahkan memintanya untuk mencuci muka.
“Mungkin Bro Boni Hargens sedang cari nomor punggung ya? Sebaiknya cuci muka dulu,” kata Fadli.
Boni Hargens, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), mengatakan mengantongi nama para tokoh yang ingin merancang kudeta terhadap pemerintahan yang sah di tengah krisis Corona saat ini.
Menurutnya, kelompok ini ingin memakai sejumlah isu sebagai materi provokasi dan propaganda politik. Di antaranya isu komunisme dan rasisme Papua, menyusul gejolak akibat kematian warga kulit hitam George Floyd di Minneapolis, Amerika Serikat.
"Isu lain yang mereka gunakan adalah potensi krisis ekonomi sebagai dampak inevitable dari pandemi Corona. Kelompok ini juga membongkar kembali diskursus soal Pancasila sebagai ideologi negara," ujar Boni
Apa pun isu yang mereka gunakan, kata Boni, hanyalah instrumen untuk melancarkan serangan-serangan politik dalam rangka mendelegitimasi pemerintahan yang sah saat ini. Boni menilai, kelompok ini tak bisa disebut sebagai “barisan sakit hati” semata karena ini bukan lagi dendam politik semata," katanya.
Menurutnya, mereka adalah gabungan kelompok politik yang ingin memenangkan Pemilihan Presiden 2024, kelompok bisnis hitam yang menderita kerugian karena kebijakan pemerintahan Jokowi, ormas keagamaan terlarang, dan barisan oportunis yang haus kekuasaan dan uang.
"Mereka pengacau karena ingin merusak tatanan demokrasi dengan berusaha menjatuhkan pemerintahan sah hasil pemilu demokratis. Mereka juga pengacau karena ingin mempertanyakan kembali Pancasila sebagai ideologi negara," urainya.
Menurutnya, ada niat untuk menuduh Pancasila sebagai bukan ideologi. Mereka juga pemburu rente karena memiliki orientasi mencari keuntungan finansial.
“Ada bandar di balik gerakan mereka, mulai dari bandar menengah sampai bandar papan atas. Bandar menengah misalnya oknum pengusaha pom bensin dan perkebunan, dan bandar papan atas ya tak perlu saya sebutkan di sini,” tuturnya.
(mond/akurat)
No comments